Novartis Mendapatkan Persetujuan AS untuk Pendekatan Baru untuk Biduran Kronis
Novartis AG memperoleh persetujuan AS untuk pengobatan baru bagi kondisi kulit seperti gatal-gatal, memperkuat upaya produsen obat Swiss itu dalam menangani gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
Novartis AG memenangkan persetujuan AS untuk pengobatan baru bagi kondisi kulit seperti biduran, memperkuat upaya produsen obat Swiss tersebut dalam menangani gangguan sistem kekebalan tubuh. Remibrutinib, yang akan dijual dengan merek Rhapsido, telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk orang dewasa dengan urtikaria spontan kronis, kata Novartis. Meskipun kondisi ini biasanya tidak mengancam jiwa, kondisi ini dapat memengaruhi tidur, pekerjaan, dan kesehatan mental pasien. Obat ini berpotensi disetujui untuk sejumlah kondisi berbeda dan bisa menjadi obat terlaris, ujar Victor Bulto, presiden unit Novartis di AS, dalam sebuah wawancara. Produsen obat tersebut memperkirakan obat ini dapat membantu 1,7 juta orang yang menderita urtikaria spontan kronis di AS saja.
Memperkenalkan serangkaian perawatan berbasis remibrutinib akan membantu Novartis melawan persaingan dari obat-obatan yang lebih murah mulai akhir tahun ini, termasuk untuk obat jantung terlarisnya, Entresto. Perusahaan ini mengakuisisi Regulus Therapeutics awal tahun ini dan telah setuju untuk membeli Tourmaline Bio Inc. untuk meningkatkan lini produknya. Remibrutinib sedang diuji pada penyakit lain yang dianggap terkait dengan sistem kekebalan tubuh, termasuk urtikaria kronis yang dapat diinduksi, hidradenitis suppurativa, alergi makanan, dan multiple sclerosis, kata Bulto. Obat ini merupakan inhibitor BTK pertama yang digunakan untuk urtikaria spontan kronis. Perawatan ini mengganggu jalur pensinyalan sel B, sejenis sel darah putih yang menghasilkan antibodi.
Inhibitor BTK lainnya, rilzabrutinib dari Sanofi SA, baru-baru ini disetujui oleh FDA untuk pengobatan trombositopenia imun kronis, suatu penyakit yang dapat menyebabkan memar dan pendarahan. Kelas obat ini, yang sebelumnya digunakan untuk leukemia, semakin berkembang dan persaingannya ketat, menurut John Murphy, analis Bloomberg Intelligence. Menurut hasil uji coba, remibrutinib dapat meredakan gejala urtikaria spontan kronis dalam waktu dua minggu. "Obat ini benar-benar menargetkan akar penyebabnya," kata Bulto. Meskipun sudah ada pengobatan antihistamin, hampir separuh pasien yang terdiagnosis masih mengalami kesulitan, tambahnya.